Tanggal 18 Desember 2017, salah satu personil SHINee meninggal dunia, Ia meninggal karena keracunan menghirup asap briket batu bara. Dan, Jonghyun dipastikan dan juga diyakini bunuh diri oleh pihak kepolisian. Dan bunuh diri ini juga diyakini dikarenakan depresi yang sudah lama dialami oleh Jonghyun. As a fan of SHINee, it really hurts my heart.
Lalu, awal Januari 2018 ketika masih libur kuliah, saya mendapatkan kabar bahwa salah satu teman satu angkatan saya meninggal dunia, dan... Karena bunuh diri juga. Saya tidak terlalu mengenalnya, saya hanya sering melihatnya, tapi mendengar hal tersebut membuat saya sangat sakit, hati saya rasanya teremas-remas.
Jonghyun, a Kpop idol that have so many fans, beneran deh fansnya dimana-mana. Ia jarang terlibat skandal yang membuat citranya buruk, karir grupnya sangat bagus, lagu ciptaannya banyak disukai dan juga album solonya juga selalu memiliki rating bagus.
Teman seangkatan saya ini setahu saya orangnya sangat baik, temannya banyak dan mereka semua menyanyangi dia, dia termasuk orang yang sangat pintar dan semua karyanya patut diancungi jempol karena sangaaat bagus. Semua dosen juga menyukainya karena Ia rajin dan juga sopan. Dan banyak yang meyakini bahwa Ia akan memiliki masa depan yang cerah.
But... Who knows what's in their mind?
Beberapa hari yang lalu, ayah dari almarhum teman seangkatan saya ini datang ke kampus, dan angkatan saya melakukan do'a bersama dengan beliau untuk almarhum anaknya yang juga dihadiri dosen jurusan saya. Setelah do'a bersama selesai. Ayahnya dengan pelan berkata :
"Adik-adik, kalau kalian memiliki masalah, uneg-uneg, tolong ceritakan ke orang terdekat kalian, ke teman, ke saudara, ataupun ke orangtua. Tolong jangan dipendam sendiri... Sekarang juga banyak media sosial, lampiaskan uneg-uneg kalian... Tolong, tolong jangan dipendam...".
Beliau mengatakannya dengan sangat tegar, Ia benar-benar sudah ikhlas anaknya pergi seperti itu. Saya mendengar nasihat beliau dengan hati teremuk-remuk. Saya sangat hormat pada beliau karena beliau jauh-jauh datang ke kampus saya dari kampung halamannya (yang beda pulau dengan lokasi kampus) dan niat beliau adalah memberi tahu teman satu angkatan almarhum anaknya agar tidak memendam beban, beliau tidak ingin ada kejadian depresi seperti yang dialami anaknya. Saya sangat menghormati anda Pak, semoga bapak sehat selalu dan juga diberi ketabahan. Dan semoga, almarhum diampuni segala dosanya oleh Tuhan. Amiin...
Jonghyun dan almarhum teman seangkatan saya ini adalah orang-orang yang tidak saya kenal secara personal, sehingga saya benar-benar tidak tahu motif dari keputusan mereka untuk mengakhiri hidup.
Tapi dari pandangan saya, walaupun mereka memberitahu orang-orang mengapa mereka melakukan hal tersebut, pasti mayoritas orang-orang (apalagi ini Indonesia) akan berkata "Ya ampun gitu doang, sampai bunuh diri, bego banget".
Ohhhhhhh benarkah? Kenapa saya bisa tahu mayoritas orang-orang akan bilang seperti itu?
Waktu Jonghyun diverifikasi meninggal dunia karena bunuh diri, enggak dikit lho yang menghujat dia. Yang dari Indonesia juga buanyak banget, saya nggak perlu ngasih contoh ataupun screenshotnya, because it's too rude! RUDE!
Dan saya merasa miris. Sangat miris. Kematian seseorang karena bunuh diri bukanlah sebuah ajang untuk membuktikan kamu lebih pintar atau lebih kuat dari dia. Kita nggak tahu apa yang mereka rasakan, kita nggak tau beban apa yang dia panggul, dan kita nggak tau seberapa depresinya dia.
Mungkin saja kita memiliki masalah hingga depresi, namun kita beruntung karena masih ada orang yang mau mendengarkan cerita kita dan menyemangati kita untuk melanjutkan hidup.
Dari kematian Jonghyun, dan juga teman seangkatan saya, saya mempelajari hal yang sangat berharga : Depresi bukanlah hal yang patut disepelekan. Depression is real. Depresi itu seperti sebuah parasit, yang hinggap di pikiran kalian, dan Ia akan selalu memakan energi bahagia kalian, dan lebih parahnya lagi, kalian nggak akan tahu kalau energi bahagia kalian di konsumsi oleh si parasit ini. Jadi, kalau kalian memiliki uneg-uneg, ceritakan uneg-uneg kalian, keluarkan energi negatif berupa uneg-uneg tersebut keluar dari pikiran kalian.
Jadi, siapapun kalian yang membaca tulisan ini, apabila kalian merasa depresi dengan keadaan kalian, dan kalian merasa saat ini adalah waktunya kalian menyerah. Please don't. Setiap orang memiliki peran yang berbeda di dunia ini, dan percayalah Tuhan memiliki skenario terindah untuk kalian, bertahanlah, bertahanlah.
Apabila kalian memiliki 1000 alasan untuk menyerah, carilah 1 alasan untuk tetap bertahan. Lihat sisi positif yang ada, di setiap hal negatif pasti ada hal positif didalamnya. Kalian hanya harus menunggu dengan sabar untuk melihat hal positif tersebut.
Tuhan menguji kita dengan penuh cinta, lihatlah hal positif disetiap kesempatan, karena hal positif juga harus dilirik, jangan melirik yang negatif terus ya :)
With Love,
Ghassani Gita Nirwanawati
nah itu. pasti ada satu hal yang membuat kita bangga. :)
ReplyDeletesalam kenal
-dedeph-
Benar, jangan mudah menyerah dan sudah waktunya melirik hal positif dalam kehidupan kita! :D
DeleteSalam kenal juga ya mbak ^^ terimakasih sudah berkunjung :D
Pentingnya untuk peka sama org terdekat ya mba. Kalau ada perubahan sikap di anggota keluarga atau sahabat harus cepat cepat ditanya, diajak main, atau bahkan dipaksa untuk cerita. Karena yg kita anggap baik baik aja bisa jadi menyimpan luka yang menganga.
ReplyDeleteIya mbak, karena seseorang terkena depresi itu cuma Tuhan dan si penderita yang tahu, dan si penderita biasanya cenderung menyembunyikannya :( Maka dari itu penting juga untuk selalu mengajak orang terdekat kita untuk mengobrol walaupun hanya sekedar bertanya "Bagaimana harimu?" ^^
DeleteTerimakasih sudah mampir ya mbak :) Salam kenal ^^
Ini jadi semacam wake-up call buat kita untuk lebih peka dengan sekitar. apalagi kalau ada perubahan sikap dari orang terdekat. and that's why penting buat kita untuk sekedar nanya "hai, apa kabar? gimana harimu?" dan itu udah aku lakuin di keluarga sih. sampe terkadang adik-adikku nanya "ci, kok tau sih?" gitu. karena aku orangnya emang peka, hehehee...
ReplyDeleteBenar, apalagi jaman sekarang ya biasanya orang-orang jadi kurang peka sama sekitar, cuma peka ke gadget mereka aja :') wah Vina spesies manusia langka nih, manusia yang peka :') sekarang susah dicari hehehe ^^ syukurlah Vina peka sama keluarga, karena memang peka terhadap lingkungan bisa dimulai dari yang terdekat, yaitu keluarga :D
DeleteTerimakasih sudah berkunjung ya Vina ^^
Ini juga sebenarnya jadi salah satu pengingat buat kita supaya bisa encourage orang-orang, bukannya malah judging mereka ya. Bagaimanapun, kita harus memaksa diri kita supaya empati, memposisikan diri berada di posisi orang-orang tersebut. :D
ReplyDeleteIya mbak, mau nggak mau kita harus berempati, karena kan kita manusia, makhluk sosial :D
DeleteTerimakasih sudah berkungjung ya mbak ^^
Warning buat kita jika ada masalah minimal cerita ke orang atau berdoa kepada Allah, aku yakin jika kita curhat ke Allah kita akan jadi tenang.
ReplyDeleteMelepaskan uneg-uneg adalah yang terpenting, berdoa kepada Allah memang melegakan sekali ya mbak :D namun kita juga harus mendapatkan support dari orang disekeliling :)
DeleteTerimakasih sudah berkunjung ^^