Siapa yang disini berencana untuk memelihara hewan peliharaan? Ayo angkat tangannya!
Hewan apa yang ingin kalian pelihara? Anjing? Kucing? Pastinya akan sangat menyenangkan apabila kita mendapatkan hewan peliharaan, karena memelihara hewan peliharaan sama dengan mendapatkan teman! Namun apakah kalian sudah memutuskan akan mendapatkan hewan peliharaan dimana? Apakah kalian akan mengadopsi dari rescuer atau shelter? Atau kalian memilih untuk membeli di breeder?
Untuk yang masih belum memutuskan akan mendapatkan dimana, saya sangat menyarankan untuk mengadopsi calon hewan peliharaan kalian di rescuer atau shelter. Karena di rescuer atau shelter juga banyak kucing dan anjing lucu yang menanti untuk mendapatkan forever home.
---
Lalu apa benefit dari mengadopsi? Bukannya kalau beli di breeder juga sama-sama dapat kucing/anjing? Apa bedanya?
1. Dengan Adopsi, Kalian Telah Membantu Mengurangi Over-Population, dan Menyelamatkan Hewan dari Eunthanized.
Tahukah kalian, menurut American Society for Prevention of Cruelty to Animals (ASPCA), setidaknya ada 7,6 juta hewan baru yang masuk ke shelter di Amerika. Dan dari 7,6 juta hewan, 2,7 juta diantaranya terpaksa di-eunthanized atau disuntik mati demi mengurangi over-population.
Mungkin bagi sebagian orang, angka tersebut bukanlah apa-apa, karena kalau dipikir-pikir apabila dari 7,6 juta hanya 2,7 juta yang disuntik mati, berarti 4,9 juta diantaranya tidak disuntik mati bukan? Teradopsi bukan?
Ohohohoho, kata siapa?
4,9 juta hewan yang tidak disuntik mati tidak serta-merta dapat disimpulkan tidak disuntik mati karena telah teradopsi. Sebagian dari 4,9 juta hewan tersebut ada yang beruntung karena mendapatkan forever home mereka, lalu yang lainnya harus menggantungkan hidup mereka di dalam kandang besi, dan hanya bisa meminta kasih sayang dari petugas shelter yang over-worked, kalau petugas shelter over-worked, pastinya mereka tak bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup.
Oh dan itupun kalau misalkan si hewan-hewan ini masuk di shelter yang no kill.
Walaupun shelter no kill adalah shelter yang terkenal dengan tidak memberlakukan eunthanized, namun sebenarnya, shelter no kill lebih kompleks dari itu, yang dimana artinya, mereka tetap melakukan eunthanized namun dengan beberapa keadaan.
Under this definition, healthy animals will not be killed and sick animals will be treated or given palliative care. Animals with behavioral issues work with trainers. Old animals, too, are given the chance to be adopted. Those too elderly or sick for standard adoption may be placed into foster hospice homes. Animals will be euthanized if their pain cannot be managed, if they aren’t enjoying their lives, or if they are deemed too dangerous to live safely in society and no safe place can be found for them. (Washington Post)Nah bayangkan saja, di Amerika dan di negeri lainnya yang pro-steril alias masyarakatnya sudah sadar akan pentingnya steril pada hewan peliharaan saja masih banyak kucing dan anjing liar yang terlantar di luar sana. Bagaimana dengan Indonesia yang kebanyakan orangnya menganggap men-steril kucing atau anjing itu dosa karena kita mencabut hak mereka untuk berkembang biak? Nah, perlu diingat, steril itu nggak akan membuat populasi anjing dan kucing punah, karena negara yang pro-steril saja masih kesulitan dengan jumlah anjing dan kucing yang over-population.
2. Dengan Adopsi, Kalian Sudah Menyelamatkan Hidup dan Memberikan Kesempatan Kedua untuk Hidup kepada Kucing/Anjing Terlantar
Kalau kata Tangga mah,
Andai saja aku masih punya...
Kesempatan kedua~
Manusia saja punya banyak kesempatan untuk memperbaiki hidupnya, masa kucing dan anjing terlantar yang merupakan makhluk lemah dan nggak berdaya nggak punya kesempatan itu?
Dengan mengadopsi kucing/anjing dari shelter, jangan kira kalian hanya menyelamatkan 1 nyawa saja, yakni hanya nyawa anjing/kucing yang kalian adopsi. Dengan mengadopsi kucing/anjing dari shelter, kalian akan membuka tempat untuk anjing/kucing terlantar lainnya yang baru untuk dirawat di shelter. Ibarat sekolah, apabila anak kelas 6 SD sudah lulus, maka akan membuka kesempatan untuk sekolah untuk merekrut anak-anak baru dengan membuka kelas baru untuk kelas 1 SD.
Dengan hal tersebut, shelter akan terus dapat melakukan aksinya untuk menyelamatkan dan merawat anjing/kucing terlantar hingga mereka mendapatkan forever home.
3. Anjing/Kucing di Shelter Sudah Terlatih
Ingat cerita saya tentang Moona? Kucing terlantar yang saya adopsi dari jalanan?
Moona kala itu masih kecil, namun Ia sudah bisa pup dan kencing di pasir yang saya sediakan lho, karena sepertinya sebelum Ia berpencar dari induknya, Ia sudah dilatih oleh induknya....
Eh biasa aja kali cuma bisa pup dan pipis di tempatnya aja bangga! Kucing beli juga bisa gitu kali kalau dilatih!Hayo, bisa bedain nggak antara kata 'dilatih' dan 'terlatih'? Dilatih berarti kita yang melatih bukan? Ada proses melatih bukan? For you information my dearest, melatih kucing/anjing pup dan pipis itu butuh kesabaran yang luar binasa lho, kalau kalian nggak telaten pasti marah-marah deh. Kenapa saya tahu? Karena ada salah satu kucing di rumah yang waktu dia kecil, induknya ini nggak mau mengurus dia, otomatis pup dan kencing sangat sembarangan dan kasur di kamar saya adalah salah satu korban langganan.
Bayangin saya dulu dalam 1 minggu harus menjemur kasur setidaknya 3 kali? Capek tau.
Nah kucing/anjing yang ada di shelter ini mayoritas sudah terlatih untuk pup dan pipis sendiri dengan syarat kita sediakan tempatnya. Nggak usah repot-repot melatih lagi, karena kebanyakan shelter sudah melatih kucing/anjing cara pup dan pipis sendiri karena itu adalah hal dasar yang memang harus dilatih.
Dan mungkin banyak yang belum tahu, banyak kasus kucing dibuang karena mereka buang air sembarangan lho.
4. Mengadopsi Anjing/Kucing di Shelter Tak Memerlukan Banyak Biaya
Saya mendapatkan beberapa informasi kalau membeli anjing/kucing di breeder, kita harus mengeluarkan banyak uang, seperti teman saya yang membeli anjing jenis poodle dengan harga 5 juta rupiah, dan anjing poodle ini dia beli ketika masih puppy alias masih kecil.
Kalau adopsi? Kebanyakan dari shelter tidak memungut biaya apapun untuk adopsi, contohnya Animal Defenders Indonesia. Namun walaupun tidak dipungut biaya, hewan yang kalian adopsi ini dilindungi secara hukum lho, yang artinya, hewan yang kalian adopsi akan terus diawasi oleh pihak shelter demi menjamin keselamatannya. Bukan karena pihak shelter yang tidak percaya pada adopter, karena banyak orang yang menyalahgunakan hewan adopsi, seperti menghadiahkannya kepada orang lain, menjualnya kembali (haduuuh!), di sia-siakan, dan lain-lain. Pihak shelter tak ingin hal tersebut terjadi pada hewan yang telah susah payah mereka rawat.
Ada lagi, ini dari Violetta Rescue, salah satu pencinta kucing yang sudah me-rescue lebih dari 150 kucing, Ia juga memperbolehkan orang-orang untuk mengadopsi kucingnya, namun dengan proses yang lumayan panjang, dan harus ada tanda tangan notaris dan seluruh biaya notaris ditanggung oleh sang adopter. Terdengar sulit dan ribet? Hal ini memang dilakukan karena Violetta Hasan Noor (pendiri Violetta's Rescue) tak ingin kucing yang sudah diselamatkan dan dirawat dengan baik olehnya berakhir di tangan yang salah.
Walaupun kebanyakan shelter dan rescue tak memungut biaya untuk adopsi, namun banyak para adopter yang dengan sukarela memberi uang untuk shelter/rescue untuk biaya operasional di shelter/rescue tersebut.
Oh iya, kebanyakan shelter dan rescue, sudah memvaksin kucing dan anjing yang mereka rescue lho, malah ada yang rutin memberi si kucing/anjing vitamin, jadi kucing dan anjing di shelter dan rescue biasanya juga terjamin kesehatannya, bahkan ada yang shelter/rescuer yang pasti men-steril kucing/anjing yang diselamatkan oleh mereka (dengan syarat kucing/anjing tersebut sudah cukup usia untuk di steril).
5. Kita Tak Bisa Membeli Cinta, Namun Kita Bisa Mengadopsi Kucing/Anjing yang Dapat Memberi Kita Cinta di Shelter/Rescuer
Untuk bagian yang ini, I can really say yes, adopted animals are giving us a lot of love. Mungkin cinta yang mereka berikan nggak kayak di film-film kalau orang saling jatuh cinta saling bilang 'I love you', dan mereka juga nggak bisa kasih kita perhatian kayak manusia ke sesama manusia. Tapi mereka memberikan kita cinta dengan cara mereka sendiri :)
Seperti tiba-tiba membawakan kita 'hadiah', menunggu kita dengan setia, menemani kita kemanapun kita pergi, bertingkah laku lucu, mendengarkan curhatan kita dengan setia dan diam (kayaknya perlu saya latih ngomong Bahasa Indonesia nih kucing saya), hingga menjadi teman untuk nonton film bareng!
---
Percayalah binatang punya perasaan juga lho, jangan dikira cuma manusia saja yang bisa terluka perasaannya kalau dikhianati sama manusia lainnya. Hewan juga bisa merasakan itu. Mereka bisa merasa terkhianati. Seperti anjing malang di bawah ini, dia terlantar, kelaparan, tak mendapatkan cinta, dan he's been abused by humans for his whole life, sehingga Ia sangat ketakutan ketika didekati oleh manusia, dan Ia akan berteriak hebat apabila disentuh manusia. Saya benar-benar tak tega melihatnya ketakutan seperti itu...
Tapi saya sangat senang bahwa ada seseorang yang memberikan Ia kesempatan kedua untuk hidup dengan layak dan penuh kasih sayang :) Anjing tersebut hanya satu contoh dari banyak kasus penyiksaan pada hewan lho. Dan kita bisa banget memberikan mereka kesempatan kedua dengan mengadopsi mereka dan menyayangi mereka hingga akhir hayat mereka, itulah kenapa kita lebih baik mengadopsi :)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Ah, tapi kan di shelter/rescuer nggak ada yang jenis ras! Jelek ah kalau bukan ras!"
TRAK TRAK DUNG CES!
Lho jangan salah, di shelter banyak kucing ras....
EEEH
Sebentar, sebentar, sebentar!
Saya mau bertanya nih. Apa tujuan kalian memelihara hewan peliharaan? Untuk pamer kah? Untuk gengsi kah? Untuk disia-siakan kah? Untuk dijadikan pajangan kah? Atau untuk dijual kembali? :'(
Kalau alasan kalian setidaknya salah satu dari yang saya sebutkan, atau mirip dengan yang saya sebutkan. Saya sarankan untuk mengurungkan niat kalian memelihara hewan peliharaan. Hewan bukan mainan lho dek, mbak, mas, bu, pak, om, tante. Sebagai manusia yang nggak mau hidup dan perasaannya dijadikan mainan, seharusnya malu kalau menjadikan hewan sebagai mainan.
Kecuali, kalian mencari kucing/anjing ras karena kalian murni ingin merawatnya dengan baik hingga akhir hayatnya. Teman saya ada kok yang beli anjing ras, tapi Ia benar-benar merawatnya dengan baik dan sangat menyayanginya sebagai anggota keluarga hingga si anjing ini mati. Dan Ia membeli anjing lagi, tapi Ia tetap seperti dulu, menyayangi anjingnya dan menganggapnya anggota keluarga, bukan pemuas ego saja. Karena hal itu, I really respect her decision to buy instead of adopting. Karena dia bertanggung jawab.
Saya tidak lebay atau ingin mengagung-agungkan diri saya yang pro-adopsi, namun, saya seringkali menemui orang-orang yang membeli kucing/anjing ras dengan alasan gengsi, beralasan karena kalau kucing/anjing domestik itu nggak lucu, dan pada akhirnya kucing/anjing ras yang mereka beli ini berakhir hidup terlantar di jalanan.
Yuk simak cerita dari Emak Kucing di salah satu postingan Instagramnya :
Nah... Tahu sendiri kan? Sekarang kucing terlantar di pasar dan jalanan tak hanya kucing domestik saja, sudah banyak sekali kucing ras seperti anggora dan persia yang terlantar di jalanan dan di pasar.
Saya cerita sedikit ya, jadi saya menjaga warnet, dan ada seorang pelanggan yang cerita ke saya bahwa Ia pernah melihat ada kucing ras anggora di lapangan bola dekat rumahnya, dia bercerita bahwa keadaan kucing ras ini mengenaskan, bulu rontok, ada bagian tubuhnya yang botak, sangat kurus, malnutrisi, bau, dan kutuan, kucing ini seringkali di tendangi oleh anak-anak sekitar rumahnya, namun Ia tak bisa berbuat apa-apa karena Ia dilarang memelihara kucing dirumahnya. Dan puncak dari ceritanya dia adalah.... Yang membuang kucing ras tadi adalah tetangganya sendiri!
Dia cerita kalau tetangganya ini membuang kucingnya karena si kucing sudah tidak lucu lagi, bulunya mulai rontok dan tidak bersinar seperti ketika pertama kali dibeli, tetangganya juga mengeluh kalau pup dan kencing di kucing ini bau sekali, dan mereka capek membersihkan kandang si kucing ini dan lebih parahnya lagi, di lingkungan pelanggan saya ini, tetangganya didukung oleh tetangga-tetangga lainnya untuk membuang si kucing karena sudah tidak bagus lagi!
Dan kabar terakhir yang dia ketahui mengenai kucing tersebut adalah kucing itu sudah tak ada lagi di lapangan itu.
Really? Humans? Really?
Are we that bad?
---
Jadi itulah cerita saya mengenai kenapa kita harus adopsi, namun mau adopsi ataupun membeli, kita harus menjadi pemilik hewan peliharaan yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen teguh untuk merawat mereka dengan baik hingga akhir.
Jadi itulah cerita saya mengenai kenapa kita harus adopsi, namun mau adopsi ataupun membeli, kita harus menjadi pemilik hewan peliharaan yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen teguh untuk merawat mereka dengan baik hingga akhir.
Dan banyak sekali hewan-hewan yang merasa sangat bersyukur telah menemukan forever home mereka yang akan merawat dan menyayangi mereka hingga akhir hayat mereka menjemput, mereka mungkin tak bisa mengatakannya secara langsung kepada kita, namun Ia menunjukkan rasa bersyukur mereka dengan memberi kita perhatian :)
Apakah kalian memiliki hewan peliharaan dirumah? Cerita dong bagaimana pertama kali kalian bisa bertemu dengan hewan peliharaan kalian :) I'd love to know!
With love,
Ghassani Gita Nirwanawati
Terimakasih banyak untuk narasumber,
Sumber :
https://www.spca.com/?page_id=4882&lang=en
https://www.peta.org/living/animal-companions/8-reasons-adopt-buy-dogs/
https://www.peta.org/issues/companion-animal-issues/pet-trade/puppy-mills/
https://www.theodysseyonline.com/9-reasons-you-should-adopt-not-shop
https://www.washingtonpost.com/news/animalia/wp/2017/01/23/whats-a-no-kill-animal-shelter-the-answer-is-more-complicated-than-it-seems/?utm_term=.a00183062710
http://animaldefendersindo.wixsite.com/adefenders/adoptions-cbqc
No comments
Post a Comment